Assalamu'alaikum Wrmbth,
Saya suka membaca buku dan kadang kala tabiat membaca buku ini membuatkan saya membeli terlalu banyak buku sehingga tidak terbaca semuanya.
Alhamdulillah sempena cuti raya yang panjang, saya sempat menghabiskan salah satu buku yang telah berada dalam simpanan saya selama 3 tahun. Buku berjudul "Blink, thinking witout thinking" yang berkisar tentang fenomena yang dipanggil "thin slicing" atau dalam bahasa melayunya "naluri".
Apalah guna ilmu tanpa amalan, antara maklumat berguna yang dapat dikongsikan ialah telah dilakukan satu kajian di barat dimana seorang profesor telah memanggil 30 orang pelajarnya untuk satu ujian psikologi.
Tindak tanduk pelajar sebelum dan selepas ujian diperhatikan, dalam ujian tersebut para pelajar tersebut diberikan 10 soalan penyusunan perkataan untuk membentuk ayat yang betul. Contohnya seperti berikut:
- Tua - Saya - Seorang- Sudah - Sudah - Yang
- Lupa - Dia - Lahir - Akan- Tarikh - Nya
- Mereka -Bandar - Sunyi - Cuti - Tinggal -Yang - Di -Semasa - Perayaan - Cuti
- Ubat - Sakit - Bagi - Adalah - Hati - Cinta
- Kedut - Baju- Hilangkan - Di - Dapat - Setrika
- Ibu - Penat - Sudah - Menasihatkan - Degil - adik - yang
- Kelas - Hari - Lambat - Matematik -Bermula - Lambat
- Cinta - Laila - Berakhir - Majnun - Sedih - berkesudahan
- Somalia - Rakyat - Simpati - Mengharapkan - Ramai - Orang
- Mangsa - Mati - Kemalangan -Kejadian - Tersebut - Di - Tempat
Dari hasil kajian, didapati majoriti pelajar yang telah mengambil ujikaji ini berjalan dengan lebih lambat semasa pulang dari ujian berbanding semasa mereka menuju ke bilik profesor.
Menagapa ini terjadi? Cuba perhatikan ke10 soalan tersebut mengandungi ayat berkenaan usia tua (Mati, Simpati, Sedih,Penat, Kedut, Sakit, Lambat, Lupa, Sunyi). Minda separa sedar mereka telah disuapkan dengan emosi dan persepsi tentang kehidupan warga emas secara tidak sedar.
Bayangkan pengaruh bahan bacaan seperti buku, surat khabar dan rancangan televisyen yang memaparkan keganasan dan keruntuhan moral kepada masyarakat negara kita? Anda yang bijak sudah tentu akan mengambil pelajaran dari kajian ini. Kita harus bergaul dengan orang yang baik dan persekitaran yang baik.
Tapis media dan pengaruh buruk jauh dari minda anak-anak kita terutama sekali semasa mereka masih kecil.
Sebab itu, kawan-kawan anda sangat memberikan pengaruh pada diri anda.
Dari kajian ini lagi, perkara ini hanya berkesan jika orang yang diuji tidak mengetahui tentang tujuan ujian tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil.
Jadi, bagi guru dan ibubapa adalah penting bagi kita semua memberikan kata-kata positif dan galakan dalam jangka masa panjang untuk membina keyakinan diri dan anak-anak kita lebih-lebih lagi semasa memulakan sesi pengajaran.
Bukankah ada riwayat mengatakan seorang muslim adalah cerminan kepada muslim yang lain.
Wallahu'alam